Pembuatan Lubang Biopori di TPS3R Pasar Giwangan

YOGYAKARTA – Tim Kebersihan Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta melaksanakan giat pembuatan sistem biopori di area TPS3R Pasar Giwangan, Jumat (17/02/23). Setelah melakukan briefing di Aula Pasar Giwangan, Tim Kebersihan meluncur ke lokasi pembuatan biopori di sebelah Timur TPS3R. Rencananya akan dibuat 10 lubang biopori sebagai alternatif pengurangan sampah organik di Pasar Giwangan.

Sebelum mulai membuat biopori, Tim Kebersihan terlebih dahulu menentukan lokasi dan mengecek kondisi tanah yang akan dijadikan tempat pembuatan lubang. Kebetulan kondisi lokasi di sebelah Timur TPS3R Pasar Giwangan berada di jalan masuk gang sehingga diperlukan pengerasan lubang agar tak mudah rapuh ketika dilewati kendaraan. Selain itu kondisi tanahnya yang berpasir membutuhkan tambahan pipa PVC agar tanah tidak mudah bergeser.

Setelah ditentukan lokasinya dan diberi jarak sekitar 1 meter tiap lubangnya, maka dilakukan pengeboran secara manual menggunakan alat bor biopori dengan kedalaman kurang lebih 1 meter dengan diameter 10-30 cm. Selanjutnya lubang-lubang itu dilapisi dengan pipa PVC yang telah dilubangi serta ukurannya sama dengan diameter lubang. Untuk menguatkan mulut lubang di atas, dilakukan pengerasan (disemen) dan ditutup menggunakan paving/konblok biopori yang sudah dicat.

Sistem biopori sendiri merupakan penemuan Kamir R. Brata, dosen program studi Ilmu Tanah IPB. Awalnya, teknologi ini dikenal sebagai teknologi Lubang Resapan Biopori (LRB). Dinamakan biopori karena memanfaatkan aktivitas fauna tanah atau akar tanaman (bio) yang membentuk lubang-lubang terowongan kecil (pore) di dalam tanah. Peran organisme di dalam tanah itulah yang sering dilupakan dalam merancang konsep penanganan banjir.

Sistem lubang resapan biopori ini merupakan suatu teknologi yang multi guna. Manfaat dari teknologi ini sangat banyak, antara lain: Mampu mencegah genangan dan banjir, mencegah erosi dan longsor, meningkatkan cadangan air bersih, penyuburan tanah dan mengubah sampah organik menjadi kompos sehingga mengurangi emisi gas metan yang jauh lebih kuat dalam menyebabkan pemanasan global dibandingkan gas karbondioksida. Manfaat tersebut telah teruji secara ilmiah di lahan percobaan sejak tahun 1993, maupun secara empiris di berbagai tempat yang sudah menerapkannya dengan benar.

Untuk pembuatan lubang biopori di sebelah Timur TPS3R Pasar Giwangan dimaksudkan sebagai alternatif pengurangan sampah organik sekaligus sebagai wadah edukasi bagi pembuatan pupuk kompos. Dari 10 lubang biopori yang direncanakan, terealisasi 9 lubang biopori. Harapannya seluruh stakeholder di Pasar Giwangan dapat memanfaatkan keberadaan lubang biopori ini bagi keberlangsungan pengelolaan sampah pasar rakyat yang berwawasan lingkungan. (bersih-aman)